Memiliki rumah yang rapi dan nyaman adalah impian banyak orang. Namun, tanpa disadari, beberapa kebiasaan kecil yang dilakukan sehari-hari justru bisa membuat rumah terlihat kacau dan tidak teratur. Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa menumpuk dan membuat proses merapikan rumah menjadi lebih melelahkan. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang membuat rumah berantakan.
Kebiasaan-Kebiasaan yang Membuat Rumah Berantakan

1. Menunda Merapikan Barang Setelah Digunakan
Salah satu penyebab utama rumah berantakan adalah kebiasaan menunda merapikan barang setelah digunakan. Misalnya, membiarkan piring kotor di meja makan, meletakkan pakaian kotor di lantai, atau meninggalkan perlengkapan mandi berserakan di kamar mandi. Kebiasaan ini, jika dibiarkan berulang, bisa membuat rumah terasa penuh dan tidak nyaman. Dalam jangka panjang, tumpukan barang yang tidak segera dibereskan bisa membuat kita kewalahan dan enggan untuk mulai merapikan.
2. Tidak Memiliki Tempat Khusus untuk Setiap Barang
Ketika setiap barang tidak memiliki tempat khusus, maka akan lebih mudah bagi barang-barang tersebut untuk tersebar di seluruh penjuru rumah. Hal ini menciptakan kekacauan visual dan menyulitkan saat mencari barang yang dibutuhkan. Solusinya adalah menetapkan tempat penyimpanan untuk setiap jenis barang, seperti kotak penyimpanan, rak, atau lemari khusus. Membiasakan diri untuk selalu mengembalikan barang ke tempatnya setelah digunakan juga menjadi langkah kecil yang berdampak besar.
Baca juga: “12 Cara Efektif Merapikan Gudang untuk Menjaga Kebersihan“
3. Membiarkan Barang yang Sudah Tidak Digunakan Menumpuk
Banyak orang kesulitan membuang barang karena alasan sentimental atau berpikir bahwa barang tersebut masih bisa digunakan suatu saat nanti. Akibatnya, barang-barang yang sudah tidak terpakai menumpuk dan memakan ruang. Padahal, menyumbangkan atau mendaur ulang barang-barang ini bisa memberi ruang baru dan membuat rumah terasa lebih lega. Decluttering secara berkala, misalnya setiap tiga bulan, bisa menjadi solusi agar barang tidak menumpuk tanpa disadari.
4. Kebiasaan Belanja yang Tidak Terencana
Sering membeli barang tanpa perencanaan yang matang, terutama barang-barang dekoratif atau alat rumah tangga, dapat menyebabkan penumpukan barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Belanja impulsif ini juga membuat rumah cepat penuh dan berantakan. Sebelum membeli, sebaiknya pertimbangkan apakah barang tersebut benar-benar diperlukan dan apakah tersedia tempat penyimpanannya. Membuat daftar belanja dan memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan dapat membantu menghindari penumpukan barang.

5. Tidak Membuat Jadwal Rutin untuk Membersihkan Rumah
Membersihkan rumah hanya ketika sudah terlihat kotor dapat membuat pekerjaan rumah terasa lebih berat. Kebiasaan ini menyebabkan debu, kotoran, dan barang berserakan menumpuk. Dengan membuat jadwal rutin, seperti membersihkan setiap hari atau menetapkan waktu khusus dalam seminggu, rumah akan lebih mudah dijaga kebersihannya. Bahkan hanya menyisihkan 15–30 menit per hari untuk bersih-bersih bisa memberikan perbedaan besar.
6. Meletakkan Barang di Tempat yang Mudah Dijangkau Tanpa Memikirkan Estetika
Kadang kala, karena alasan praktis, kita meletakkan barang di tempat yang mudah dijangkau tanpa memikirkan apakah itu membuat rumah terlihat rapi atau tidak. Misalnya, menumpuk koran atau majalah di sudut ruang tamu atau meletakkan baju di kursi karena malas menyimpannya di lemari. Meskipun praktis, kebiasaan ini membuat rumah cepat terlihat berantakan. Menyediakan area khusus untuk barang-barang yang sering digunakan bisa menjadi solusi sambil tetap mempertahankan kerapian.
7. Kurangnya Kebiasaan Membereskan Setelah Aktivitas
Setelah memasak, makan, bermain, atau bekerja dari rumah, sering kali kita lupa untuk langsung membereskan area yang telah digunakan. Tumpukan peralatan memasak, mainan anak, atau dokumen kerja bisa menjadi sumber kekacauan jika tidak segera ditangani. Menyisihkan waktu beberapa menit setelah setiap aktivitas bisa membantu menjaga rumah tetap tertata. Membiasakan diri dengan rutinitas ini juga membuat pekerjaan rumah terasa lebih ringan.

8. Terlalu Banyak Furnitur atau Dekorasi
Mengisi rumah dengan terlalu banyak furnitur atau dekorasi bisa membuat ruang terasa sesak dan tidak rapi. Pilih furnitur yang multifungsi dan dekorasi yang benar-benar dibutuhkan agar rumah tetap terlihat luas dan nyaman. Prinsip “less is more” bisa menjadi panduan dalam menata ruangan agar tetap estetis dan rapi. Rumah yang lapang dan simpel biasanya juga lebih mudah dibersihkan dan dirawat.
9. Tidak Melibatkan Seluruh Anggota Keluarga dalam Menjaga Kebersihan
Menjaga rumah tetap rapi bukan hanya tugas satu orang saja. Jika anggota keluarga lain tidak terbiasa menjaga kebersihan dan kerapian, maka usaha untuk merapikan rumah akan terasa sia-sia. Ajarkan anak-anak dan anggota keluarga lainnya untuk membereskan barang mereka sendiri dan bekerja sama dalam menjaga kebersihan rumah. Dengan begitu, tanggung jawab menjaga rumah tidak hanya bertumpu pada satu orang.
10. Menyimpan Barang di Luar Tempatnya karena Terburu-buru
Kesibukan sering menjadi alasan utama seseorang tidak sempat menyimpan barang di tempatnya. Barang-barang seperti kunci, dompet, jaket, atau tas sering diletakkan sembarangan karena terburu-buru. Solusinya adalah menyediakan tempat khusus di dekat pintu masuk untuk menyimpan barang-barang penting agar tetap terorganisir. Kotak penyimpanan kecil, gantungan kunci, atau rak sepatu bisa menjadi alat bantu yang praktis.
Penutup
Dengan menyadari dan mengubah kebiasaan-kebiasaan di atas, rumah bisa menjadi tempat yang lebih nyaman, rapi, dan menyenangkan untuk ditinggali. Meskipun terlihat sepele, langkah kecil dalam menjaga kerapian bisa memberikan dampak besar bagi kenyamanan hidup sehari-hari. Ingatlah bahwa rumah yang tertata bukan hanya enak dipandang, tapi juga baik untuk kesehatan mental dan produktivitas penghuninya. Mulailah dari kebiasaan kecil, dan rasakan perubahannya!